Senin, 19 November 2012
kau ada dalam harapku~
kau adalah tempat meletakkan rindu. .
kau adalah muara dari anak sungai cinta ku mengalir. .
kau adalah doa yang namanya ikut mengalun setelah orang tua dan adikku . .
tidak perlu selalu membuatku tertawa, cukup berada disini saja, disisi ini karna saat yang Sangat dan paling menyenangkan adalah kapan pun ketika aku dan kamu duduk bersama.
Aku hanya belum menemukan cara agar kamu bisa mengetahuinya
yang perlu kamu tau, aku ingin menua bersamamu. menjadi orang pertama yangakan membelai uban-ubanmu, menyisirinya dengan celah jemariku, membelai kerut di matamu, mengusap pipi yang mulai melayu, memeluk erat tubuhmu, mencium keningmu, dan berbaring di sampingmu.
ini bukan yang pertama, aku telah menelusuri setiap muara yang di aliri sungai itu. ah tidak setenang di telagamu. arusnya ada yang menghanyutkan, menenggelamkan, menikam, mencekam, dan mengerikan. aku telah jauh berkelana, bak pengembara di setiap persimpangan jalan hausku menjadi dahaga, mereka hanya penawar racun jingga. setiap persinggahan yang aku hampiri hanya sesaat dan trus pergi, tiada kenyamanan. aku telah lelah, banyak waktu yang aku habiskan untuk perjalanan ini, kadang hilang arah, kadang tanpa tujuan dan tak bertuan. Kau lentera yang ku cari, ku temukan di keadaan yang menyilaukan, di saat mataku pedih menatap cahayanya hingga menenggelamkan mata dalam kegelapan, di saat setiap tulang telah dibalut erat oleh daging bersimbah darah.
masih terlalu pagi memang untuk terjaga, tapi aku takut terlalu petang untuk terus tertidur. aku tak pernah bermain dengan keputusanku, jika aku ingin kamu maka kamu lah yang akan aku pilih dan aku pertahankan. masih terlalu basah memang untuk membangun pondok di atas tanah itu, tapi aku takut menunggu kering telah ada orang lain yang lebih dulu membangunnya. baru memang menjalin kisah dengan mu, tapi besar harapanku untuk tetap selalu hidup denganmu