DURASI/ TIME ADEGAN KAMERA
00.00-00.10 -siluet pajar subuh di susul terbit matahari (. . . .)
-3 daun gugur (. . . .)
-tumpukan daun di tanah berterbangan (……)
- matahari muncul, terlihat dari jendela kamar dan cahayanya menyilaukan ( a film by. . .)
-Kamera dari depan
-kamera dari samping dan dari atas
-kamera dari depan
-dari depan dan dari samping
00.11-02.20 -mimo bangun, langsung duduk, kemudian mengangkat tangannya, lalu dengan sangat cepat membuka eye mask, mata melotot sambil tersenyum (nama mimo muncul di eye mask)
-mimo melirik ivo yang masih tertidur pulas, lalu menjaili ivo dengan mencongkel telinga ivo pakai rambut, ivo bereaksi kemudian menepis tangan mimo, mimo kemudian membangunkannya dengan mengguncang badan ivo (dialog), di balas dengan tendangan ivo yang membuat mimo terjatuh dari sofa, kemudian mimo berdiri dengan ekspresi kesal dan menampar muka ivo hingga wajah ivo bergerak kearah kiri (nama ivo muncul di pipi setelah di tampar mimo)
-tiba-tiba pintu terbuka, (dialog) canna ngajak sarapan, -mimo membalikkan kepala,ivo langsung bangun, dan melek.
-Kemudian canna menutup pintu (nama canna muncul di pintu)
-Pemanggang roti berbunyi, roti panggang masak.
-mimo sedang, mengoleskan selai di roti.
-ivo berlari kekamar mandi,(dialog).
banting pintu dengan keras.
-mimo duduk di depan cermin hias, menatap wajahnya dengan tersenyum dan berbicara sendiri sambil menyisir rambutnya dan berdandan dikamar, kemudian beres-beres, memasukkan peralatan kedalam tas.
-pintu kamar terbuka, ivo masuk sambil mengacak-ngacak rambutnya dengan handuk (dialog)
-ivo menaruh handuknya di kepala mimo, sambil tertawa.
-dengan muka kesal mimo melemparkan handuk itu ke ivo lagi, kemudian tertawa. -dari depan, focus ke wajah
-dari samping, dari atas dan dari depan terlihat seluruh tubuh
-dari samping dan depan, focus ke muka
- dari depan, terlihat seluruh tubuh
-dari depan, focus ke pintu
-dari depan, focus ke roti dan pemanggang roti
- dari samping, terlihat seluruh tubuh
-dari belakang , terlihat seluruh tubuh
-dari samping, focus tubuh mimo
-dari belakang, terlihat seluruh
-dari depan, focus ke rambut mimo
-kamera dari samping, terlihat seluruh
-kamera dari depan, terlihat setengah badan
-kamera dari depan, seluruh tubuh terlihat
-kamera dari depan, focus ke muka mimo,
-kamera dari belakang, terlihat seluruh tubuh
02.20-04.00 -canna telah duduk manis di ruang makan, sambil browsing pakai notebook, canna melirik ke samping kanan, mendengar suara yang datang kearahnya.
-(dialog) ivo dan mimo berjalan menuju canna, ivo berjalan di belakang mimo dengan muka senang , mimo didepan dengan muka jengkel.
Canna tersenyum sambil geleng-geleng.
-ivo duduk di depan canna, mimo duduk di samping canna(dialog)
- di meja makan sambil sarapan (dialog)
-ivo, mengambil roti bakar, kemudian memakannya sambil baca koran
-mimo memakan telur dadar dengan garpu dan pisau makan.
-canna masih browsing di depan notebooknya,
-kemudian memanggil teman-temannya untuk melihat layar notebooknya(dialog)
-setelah melihat notebook
canna, semua kembali kekursi masing-masing dan menyelesaikan makanan mereka.
-selesai sarapan, (dialog) ivo memeriksa ransel dan barang perlengkapan yang akan di bawa, mimo membereskan meja makan dan mengantar piring ke dapur, canna mengambil tasnya dan tas mimo serta kunci mobil.
-pintu di buka oleh ivo, ivo berlari menuju mobil dengan riang,
-disusul canna sambil melemparkan kunci mobil ke ivo dan di tangkap ivo dengan good style
-,kemudian mengedipkan mata sambil tersenyum,
- kemudian disusul lagi oleh mimo yang mengunci pintu, dengan wajah menoleh kearah ivo dan canna, sambil tersenyum.
-pintu mobil secara berurutan tertutup, sampai pada pintu terakhir dan mobil kemudian melaju cepat. -kamera dari samping, terluhat seluruh
-kamera dari depan, focus ke muka
-Kamera dari samping, terlihat seluruh
-kamera dari atas
-kamea dari samping, terlihat setengan badan
-kamera dari depan, terlihat seluruhnya
-kamera dari samping, terlihat setengan badan
-kamera dari samping terlihat seluruhnya lalu kamera dari depan dan belakang terlihat setengah badan
-kamera dari samping terlihat selurunya
-kamera dari depan, belakang dan samping, juga atas, terlihat seluruhnya
-kamera dari depan,focus ke muka kemudian dari belakang tampak seluruhnya.
-kamera dari depan, focus ke muka, kemudian dari samping terlihat seluruhnya
-kamera dari depan , focus ke muka
-kamera dari depan tampak seluruhnya, kemudian dari samping tampak seluruhnya
Kamera dari depan, terlihat seluruhnya, kemudian dari belakang terlihat seluruhnya
04.01-06.59 -di mobil,ivo mengemudi, canna di seblah ivo, mimo di kursi belakang.(dialog)
-(kembali ke masa kecil saat ivo,mimo dan canna menanam pohon.(dialog))
-kembali kekeadaan di dalam mobil (dialog)
-ivo, mimo dan canna tertawa dengan keras.
-mobil melaju kencang dengan music yang keras. -kamera dari depan, terlihat seluruhnya
-kamera dari depan, terlihat seluruhnya
-kamera di luar dari belakang mobil terlihat seluruhnya
-mobil memasuki gerbang kampung.
-di dalam mobil, ivo ,mimo, dan canna melihat ke sebelah jendela masing-masing (dialog)
-ekspresi wajah ivo, mimo, dan canna berubah menjadi kecewa.
-ivo agak kewalahan mengemudi karna banyak angkutan berat, truck, puso dll.
-di dalam mobil (dialog) -kamera dari depan, terlihat semuanya, kemudian dari belakang.
-kamera dari depan, terlihat seluruhnya, kemudian dari samping, terlihat setengah badan.
-kamera dari depan terlihat seluruhnya
-kamera dari samping, focus ke wajah. Dan setengah badan
-kamera dari depan, terlihat seluruhnya
07.00-11.00 -mobil parkir di pinggiran jalan, tepat di depan pabrik kayu.
-ivo keluar terlebih dahulu, tegak di antara pintu mobil, menatap lurus
-disusul dengan mimo dan canna.
-Mimo langsung menutup pintu mobil kemudian berjalan mendekati canna.
-(dialog)
-ivo menutup pintu, dan berjalan ketepian sungai, lalu menatap kebawah, dengan tatapan kecewa.
-dari belakang mimo dan canna berjalan mendekati ivo.
-mimo memegang pundak kiri ivo
-canna menggandeng tangan ivo
-mereka menatap kearah sungai
-angkutan berat halu lalang di belakang mereka
-ivo, mimo, dan canna menoleh ke belakang dengan serentak, karena mendengar suara aneh
-3 orang yang terdiri atas 2 laki-laki dan 1 perempuan terjatuh dari motor di pinggiran jalan.
-ivo,mimo, dan canna berlari menyeberangi truk, dan angkutan berat lainnya ke seberang untuk membantu orang tersebut.
-(dialog)
-ivo membantu mendirikan motor, mimo dan canna membantu memapah ibu-ibu itu.
-(dialog) motor melaju dengan hati-hati,
-ivo, mimo, dan canna kembali ke parkiran mobil mereka,
-ivo melihat ada seorang bapak-bapak dan ibu-ibu yang sedang berjalan, pulang dari sawah.
-ivo menghampiri ibu bapak tersebut.
-mimo dan canna menuju mobil, kemudian berbalik melihat ivo, lalu mengikutinya.
-ivo, menyapa bapak ibu tersebut, kemudian mengajak mereka mengobrol sebentar
-ivo, bapak dan ibu duduk di atas gundukan batu besar.
(dialog)
-mimo dan canna datang menghampiri mereka, dan berdiri di sebelah ivo.
-selesai bericara, ivo, mimo, dan canna bersalaman dengan bapak ibu tersebut
-bapak ibu pergi melanjutkan perjalanan
-ivo melambaikan tangan
-canna memegang pundak ivo, ivo menoleh kearah canna (dialog)
-mimo merangkul ivo dan canna
-iv0,mimo dan canna berjalan menuju mobil sambil berangkulan
-mobil melesat menuju perkarangan pabrik
-ivo , mimo, dan canna turun dari mobil bersama-sama. Kemudian masuk menuju pabrik,
- di pintu masuk pabrik mata mereka mencari-cari sesuatu.
-ivo memanggil salah satu karyawan yang lewat
-(dialog)
-karyawan menujukkan arah
-mereka bersalaman, karyawan pergi dan mereka menuju arah yang di tunjuk karyawan
-canna mengetuk pintu, terdengar teriakan dari dalam, canna membuka pintu.
-pimpinan pabrik berdiri, dan mempersilahkan masuk,
-mereka mengangguk, kemudian masuk.
-pimpinan pabrik mempersilahkan duduk
-mereka menarik kursi dan duduk.
(dialog)
-bersalaman dengan pimpinan pabrik.
-keluar dari pintu pimpinan pabrik.
-lalu berteriak, kemudian canna mengarahkan tangan telunjuknya ke bibir, ivo dan mimo menutup mulut pakai tangan,
-berangkulan keluar dari pabrik sambil tersenyum -kamera dari depan kemudian dari samping terlihat seluruhnya
-kamera dari depan, terlihat setengah badan
-kamera dari badan terlihat semuanya
Kamera dari depan terlihat semuanya
-kamera dari samping, setengah badan, kemudian dari belakang terlihat semuanya
-kamera dari depan terlihat seluruhnya
-kamera dari depan, focus setengah badan
-kamera dari samping, terlihat seluruh badan, kemudian kamera dari depan setengah badan
-kamera dari belakang terlihat semuanya.
-kamera dari samping terlihat semuanya
-kamera dari belakang, terlihat setengah badan kemudian dari depan terlihat seluruhnya
-kamera dari depan, terlihat seluruhnya
Kamera dari samping terlihat seluruhnya. Kemudian dari depan terlihat seluruhnya.
-kamera dari samping, terlihat seluruhnya dan dari depan terlihat seluruhnya
-kamera dari belakang terlihat seluruhnya
-Kamera dari samping, terlihat seluruhnya kemudian dari depan.
-kamera dari samping, terlihat setengah badan
-kamera dari belakang terlihat seluruhnya
-kamera dari belakang terlihat seluruhnya
-kamera dari samping, terlihat setengah badan
-kamera dari samping terlihat seluruhnya
-kamera dari depan dan samping, terlihat seluruhnya
-kamera dari samping, terlihat seluruhnya
-kamera dari belakang terlihat seluruhnya.
-kamera dari samping, terlihat setengah badan
-kamera dari depan, terlihat setengah badan
-kamera dari depan terlihat seluruhnya
-kamera dari belakang terlihat seluruhnya
-kamera dari belakang, terlihat seluruhnya
Kamera dari depan, dan samping terlihat seluruhnya
Kemudian dari belakang terlihat seluruhnya
-kamera dari depan terlihat seluruhnya
-kamera dari samping, terlihat setengah badan.
-kamera dari samping, terlihat seluruhnya
-kamera dari samping, terlihat setengah badan. Kemudian kamera dari belakang terlihat seluruh badan
-kamera dari samping, terlihat setengah badan
-kamera dari depan terlihat seluruh tubuh
-kamera dari depan terlihat setengah badan dan kamera dari belakang terlihat seluruhnya, kemudian kamera dari samping terlihat seluruhnya.
Kamera dari samping terlihat setengah badan
-kamera dari depan, terlihat setengah badan
-kamera dari depan terlihat seluruh badan
-kamera dari belakang, terlihat seluruh badan
11.01-11.59 -keesokan harinya, matahari terbit, di susul ayam berkokok.
-warga sibuk, mondar mandir. Membawa cangkul, dan alat bertani lainnya. Dan mengangkut bibit pohon
-sebagian warga laki-laki mencangkul tanah, warga perempuan membawa bibit pohon yang kecil-kecil, sebagiannya lagi menyiram yang sudah di tanami,
-ivo, mimo dan canna berdiri di posko pembagikan bibit pohon
-setelah bibit pohon habis, ivo, canna, dan mimo berangkulan dan berpelukan
-kemudian berjalan menuju warga yang lain sambil tersenyum.
-di sungai, anak-anak mandi dengan riangnya, ada yang terjun. Ibu-ibu mencuci. Kamera dari depan, focus ke matahari terbit, dan kamera dari samping focus kea yam
-kamera dari depan dan samping terlihat seluruhnya
-kamera dari depan dan samping terlihat seluruhnya
Kamera dari depan, terlihat seluruhnya, kemudian kamera dari samping terlihat setengah tubuh
Kamera dari depan, terlihat setengah badan dan kamera dari depan terlihat seluruh tubuh.
-kamera dari belakang, kemudia bergerak ke atas, terlihat seluruhnya
-kamera dari atas, terlihat seluruhnya.
SINOPSIS
HUTAN PERSAHABATAN
9 tahun yang lalu. .
Mimosa, ivo dan canna berteman dari kecil, tempat tinggal mereka yang bersebelahan, dan ayah mereka yang berkerja di kantor yang sama. Mereka tinggal di kampong yang sama, yang bernama kampung kita. Kampung mereka ini sangat lah asri, masih tercium aroma alami dari alam, air sungai yang mengalir dengan jernih, pohon-pohon yang rindang.. Pada suatu hari ayah mereka mendapat tugas di luar kota yang mengharuskan mereka untuk ikut, pada saat itu mereka berumur 9 tahun. Sebelum pergi meninggalkan kampung itu mereka menanam 9 pohon akasia, karna meskipun masih kecil pemikiran mereka sangatlah cerdas, menurut mereka pohon akasia adalah pohon berumur panjang yang akan sulit sekali mati. Mereka menanam 9 pohon itu di sekitar jalan dekat pinggiran sungai untuk ikut berpartisipasi dalam penghijauan kampung mereka, agar orang-orang yang pulang dari sawah dan ladang dapat berhenti untuk beristirahat sambil menikmati keindahan kampung. Mereka berjanji, suatu saat nanti ketika mereka berumur 18 tahun akan mengunjungi tempat ini lagi dan mereka yakin 9 tahun adalah waktu yang cukup untuk pertumbuhan pohoh-pohon ini menjadi besar dan rindang.
*****************************************************************************
Suatu pagi yang cerah, dengan matahari menyapa hangat di kota Mangga. Mengintip tajam di celah jendela kamar membuat gadis berrambut panjang dan tinggi putih terbangun dari tidurnya, dia bernama mimosa pudica, gadis cerdas yang sekarang sedang menumpuh pendidikan di jenjang S1 jurusan Hubungan internasional di salah satu universitas negeri yang terkenal. Dengan masih lemah dan setengah sadar, mimo membangunkan sosok di sebelahnya
Yang mana, sosok ini adalah Dimana ada mimo tentu disana akan selalu di temui wujud cewek setengah cowok, dengan gaya pendek rambutnya yang khas, dia adalah ivomea, biasa di panggil ivo, cewek tomboy ini sedang menempuh pendidikan di jenjang S1 ekonomi manajemen di universitas yang sama dengan mimo. Ada satu sosok lagi yang tiba-tiba muncul dari pintu untuk mengajak sarapan, Sosok satu ini meski jarang terlihat dengan ivo dan mimo tapi dia dekat sekali dengan mereka berdua. Cewek anggun yang perpenampilan dewasa dan berwibawa ini bernama canna , cewek ini melanjutkan studynya di australi mengambil jurursan Hukum S1, di kembali ke Indonesia karna kebetulan sedang ada libur semester.
Ivo, mimo, dan canna merencanakan untuk mengunjungi kampung kita, kampung dimana mereka pernah menjalani masa kecil mereka. Dan di kampung itu lah ivo,mimo dan canna bertekat untuk membantu dunia menghadapi perubahan keseimbangan lingkungan, mereka sangat antusias karna menurut informasi beberapa tahun lalu yang mereka peroleh dari browsing internet kampung mereka jauh mengalami perubahan akan tetapi waktu itu belum cukup jelas perubahan yang bagaimana. Yang jelas mereka berharap perubahan kearah kemajuan yang bersifat positif dan menguntungkan bagi warga sekitar.
Singkat cerita, setelah ivo dan mimo mandi, kemudian sarapan lalu berangkat menuju kampung kita dengan menggunakan mobil canna dan di kemudikan oleh ivo. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya mereka membahas dan berimajinasi tentang keindahan yang akan mereka temukan di pinggir sungai nanti. Kesejukan dan kerindangan menghiasi pikiran mereka masing-masing, pohon-pohon yang mereka tanam akan sangat bermanfaat bagi orang-orang di kampung mereka dan seluruh manusia di dunia ini.
Perjalanan dari kota manga ke kampung kita memakan waktu 2 jam, rasa capek yang mereka rasakan sepanjang perjalan akan terbalas dengan hal yang akan mereka temukan, itu yang ada dalam pikiran mereka. Ivo membayangkan dirinya yang kelehan mengemudi akan bersandar di pohon akasia besar sembari menghirup udara yang asri, kemudian mimo canna membayangkan mereka akan berada di antara pohon-pohon yang besar sembari berpose di depan kamera digital yang mereka telah siapkan, kemudian canna akan memamerkan hasil jepretannya di australi tepatnya di hadapan teman-temannya betapa indahnya kampung halamannya.
Berbagai khayalan berputar di otak mereka, betapa mereka tidak sabar lagi sampai disana.
Mobil mulai memasuki perbatasan kampung, terlihat jelas bahwa jalan telah di aspal dengan licin, tampak satu fakta yang indah tentang kemajuan kampung. Akan tetapi setelah semakin jauh mobil menyusuri jalan perkampungan, rasa miris mulai hinggap di hati ivo,mimo dan canna, terlihat bahwa jalan yang dulu meski kecil dan belum beraspal tetapi di pinggirannya di penuhi dengan pohon, akan tetapi sekarang meski jalan telah melebar dan lebih luas 2 kali lipat dari sebelumnya akan tetapi polusi,debu,asap dimana-mana akibat bahan bakar kendaraan berat seperti truck,traktor dan sejenisnya memenuhi jalan serta pohon-pohon di sepanjang pinggiran jalan telah tumbang berganti trotoar mini. Yang lebih menyedihkan lagi, ketika mereka sampai di pinggiran sungai tepat dimana mereka menanam 9 pohon 9 tahun yang lalu tak jauh dari sana berdiri kokoh sebuah pabrik pengolahan kayu meski masih ada beberapa pohon kecil yang tersisa akan tetapi tak berdaun. Yang lebih keterlaluan lagi ketika ivo, mimo dan canna melihat aliran limbah pabrik di buang ke sungai dan bertemu dengan warga yang hendak membawa anggota keluarganya ke puskesmas terdekat karena terserang diare. Padahal sungai itu yang merupakan satu-satunya sumber air bersih yang di manfaatkan warga untuk pengairan sawah, mencuci, air minum dan sebagainya, bahkan menurut pengakuan warga yang ivo tanyai sejak berdirinya pabrik itu banyak sekali musibah yang terjadi di kampung, seperti banjir, sungai tidak dapat lagi digunakan sebagai tempat mandi dan mencuci dan diare yang hingga sekarang banyak warga yang mengidap diare di tambah lagi jarak antara puskesmas yang jauh dari perkampungan hingga mengharuskan warga untuk menempuh perjalanan yang jauh untuk sampai dan sepanjang perjalanan warga harus menghirup udara yang tercemar, oksigen kotor yang bercampur dengan H20 dan NO2 serta zat beracun lainnya.
Miris hati ivo, mimo dan canna melihat yang terjadi kampungnya ini, lelah yang mereka piker kan terbalas dengan hal yang indah ternyata jauh mengecewakan, mereka hampir saja menangis melihat semua hal yang terjadi. Kampung mereka tak lagi menebarkan aroma asri alami tapi sekarang malah menebar aroma yang merusak system pernafasan manusia
Ivo memberi usul kepada kedua temannya, bagaimana kalau sebaiknya mereka pergi ke pabrik tersebut dan berbicara dengan petinggi pabrik. Mimo dan canna menyetujui hal itu, mereka memasuki wilayah pabrik , dan bertanya dengan salah satu karyawan untuk bisa bertemu dengan pemimpin pabrik, kemudian karyawan tersebut membawa mereka kelantai paling atas pabrik dan bertemu dengan atasannya.
Ivo, mimo, dan canna, memberi tahu keadaan kampung ini dulu sebelum di bangunnya pabrik ini, mereka tak meminta agar pabrik ini di tutup tapi mereka meminta agar limbah pabrir di buat tempat pembuangan khusus yang tak merugikan warga sekitar, karna kasian mereka yang terserang diare. Berkat usaha dan ketulusan niat ivo, mimo dan canna akhirnya pemimpin pabrik itu sadar bahwa dia telah membuat kesalahan yang sangat patal dan bersedia membuat tempat pembuangan limbah yang baik tanpa merusak dan merugikan warga.
Sembari dengan perbaikan aliran limbah pabrik, ivo, mimo dan canna mengajk warga untuk menanam kembali pohon-pohon dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dengan baik agar kampung kembali asri seperti semula.
Akhirnya meskipun aktifitas pabrik terus berlangsung, dengan perbaikan arah limbah pabrik, sungai menjadi ramai kembali seperti dulu, di penuhi dengan ibu-ibu yang mencuci dan bocah-bocah yang mandi dengan riangnya. Serta apa yang di impikan ivo, mimo dan canna pun dapat terpenuhi, pohon-pohon besar di sekitar sungai tempat petani berteduh pulang dari sawah dan lading serta tempat semua orang beristirhat bersandar di pohon besar.